Cabai (Capsicum annum L. & C.
fructescensL.)
1. Antraknosa
(antracnose) : Colletotrichum capsici (Syd.) Butl. Et Bisby.
Sebaran geografi :
Penyakit ini telah terdapat di seluruh dunia. Di Indonesia penyakit ini dilaporkan terjadi di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi Selatan.
Tanaman inang :
Penyakit mempunyai banyak tanaman inang, antara lain dari famili Solanaceae.
Gejala serangan :
Pada batang terdapat gejala diskolorasi memanjang berwarna abu-abu keputihan dengan bintik-bintik hitam. Bintik hitam tersebut adalah aservuli. Batas antara bagian batang yang masih hijau sangat jelas.
Buah yang terinfeksi berubah menjadi keputih-putiihan mengandung banyak aservuli. Buah yang masak nampak bercak-bercak hitam dengan aservuli di sekeliling bercak (Gambar …).
Penularan penyakit :
Inokulum yang terbawa benih memegang peranan dalam penularan penyakit.
Lokasi patogen pada benih :
Miselium terdapat pada lapisan luar benih, kotiledon, dan saluran embrio.
Uji kesehatan benih : Metode Blotter.
Pengendalian penyakit benih :
Perlakuan benih dengan bisdithane dan vitavax dilaporkan dapat mengendalikan penyakit.
Sebaran geografi :
Penyakit ini telah terdapat di seluruh dunia. Di Indonesia penyakit ini dilaporkan terjadi di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi Selatan.
Tanaman inang :
Penyakit mempunyai banyak tanaman inang, antara lain dari famili Solanaceae.
Gejala serangan :
Pada batang terdapat gejala diskolorasi memanjang berwarna abu-abu keputihan dengan bintik-bintik hitam. Bintik hitam tersebut adalah aservuli. Batas antara bagian batang yang masih hijau sangat jelas.
Buah yang terinfeksi berubah menjadi keputih-putiihan mengandung banyak aservuli. Buah yang masak nampak bercak-bercak hitam dengan aservuli di sekeliling bercak (Gambar …).
Penularan penyakit :
Inokulum yang terbawa benih memegang peranan dalam penularan penyakit.
Lokasi patogen pada benih :
Miselium terdapat pada lapisan luar benih, kotiledon, dan saluran embrio.
Uji kesehatan benih : Metode Blotter.
Pengendalian penyakit benih :
Perlakuan benih dengan bisdithane dan vitavax dilaporkan dapat mengendalikan penyakit.
2. Bercak
daun (leaf spot) : Xanthomonas campertris pv. vesicatoria
(Doidge) Dowson.
Sebaran geografi :
Amerika Serikat, Meksiko, Kanada, Jamaica, Puerto Rico, Bermuda, Brazil, Argentina, Australia, Jepang, India, Cina, Israel, Itali, Hongaria, Yugoslavia, Bulgaria, Rumania, Rusia, Afrika Selatan, Zimbabwe.
Di Indonesia dilaporkan terdapat di Jawa, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan.
Tanaman inang :
Tomat, cabai (C. annum, C. fructescens), kecubung (D. stramonium), Hyoscyamus niger, H. aureus, Lycopersicon pimpinellifolium, Nicotiana rustica, Physalis minima, Solanum dulcamara, S. nigrum, S. rostratum, S. tuberosum, dan S. melongena.
Gejala serangan :
Bakteri dapat menyebabkan gejala kudis pada buah, dikelilingi oleh halo kebasahan, bercak daun, hawar daun, dan kanker pada batang dan petiole (Gambar ...).
Penularan penyakit :
Melalui benih dan sisa-sisa tanaman sakit.
Lokasi patogen pada benih :
Bakteri terdapat pada permukaan benih.
Uji kesehatan benih :
Metode pengamatan gejala pada kotiledon.
1. Benih cabai/tomat disebar pada pot berisi tanah yang sudah disterilisasi. Setelah 10 – 20 hari setelah sebar, amati gejala yang timbul pada kotiledon.
Gejala pada kotiledon yaitu berupa bercak kecil berdiameter 0,5 mm berwarna kehijauan. Bercak berkembang menjadi keabu-abuan. Beberapa bercak menyatu dan menyebabkan warna menjadi kuning dan gugurnya kotiledon.
2. Isolasi bakteri dari bercak tersebut pada media Tween B. Koloni pada media berbentuk bulat, cembung, berwarna kuning. Di sekeliling koloni terdapat zona kristal putih yang merupakan garam kalsium dari asam lemak yang dilepaskan enzim lipolitik dan media Tween.
Media Tween B / 1 lt air :
Pepton 10 g, Kbr 10 g, CaCl2 0,25 g, H3BO3 0,3 g, agar 15 g. Setelah di autoclave tambahkan :
• Tween 80 sebanyak 10 ml
• Cycloheximid 100 g
• Cephalexin 65 mg
• Fluorouracil 12 mg
• Tobramycin 0,4 mg
Pengendalian penyakit benih :
Perlakuan benih dengan HCl 1 % selama 15 menit dilanjutkan dengan perlakuan trisodium phosphate sebelum pengeringan dapat sekaligus mengendalikan TMV.
Sebaran geografi :
Amerika Serikat, Meksiko, Kanada, Jamaica, Puerto Rico, Bermuda, Brazil, Argentina, Australia, Jepang, India, Cina, Israel, Itali, Hongaria, Yugoslavia, Bulgaria, Rumania, Rusia, Afrika Selatan, Zimbabwe.
Di Indonesia dilaporkan terdapat di Jawa, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan.
Tanaman inang :
Tomat, cabai (C. annum, C. fructescens), kecubung (D. stramonium), Hyoscyamus niger, H. aureus, Lycopersicon pimpinellifolium, Nicotiana rustica, Physalis minima, Solanum dulcamara, S. nigrum, S. rostratum, S. tuberosum, dan S. melongena.
Gejala serangan :
Bakteri dapat menyebabkan gejala kudis pada buah, dikelilingi oleh halo kebasahan, bercak daun, hawar daun, dan kanker pada batang dan petiole (Gambar ...).
Penularan penyakit :
Melalui benih dan sisa-sisa tanaman sakit.
Lokasi patogen pada benih :
Bakteri terdapat pada permukaan benih.
Uji kesehatan benih :
Metode pengamatan gejala pada kotiledon.
1. Benih cabai/tomat disebar pada pot berisi tanah yang sudah disterilisasi. Setelah 10 – 20 hari setelah sebar, amati gejala yang timbul pada kotiledon.
Gejala pada kotiledon yaitu berupa bercak kecil berdiameter 0,5 mm berwarna kehijauan. Bercak berkembang menjadi keabu-abuan. Beberapa bercak menyatu dan menyebabkan warna menjadi kuning dan gugurnya kotiledon.
2. Isolasi bakteri dari bercak tersebut pada media Tween B. Koloni pada media berbentuk bulat, cembung, berwarna kuning. Di sekeliling koloni terdapat zona kristal putih yang merupakan garam kalsium dari asam lemak yang dilepaskan enzim lipolitik dan media Tween.
Media Tween B / 1 lt air :
Pepton 10 g, Kbr 10 g, CaCl2 0,25 g, H3BO3 0,3 g, agar 15 g. Setelah di autoclave tambahkan :
• Tween 80 sebanyak 10 ml
• Cycloheximid 100 g
• Cephalexin 65 mg
• Fluorouracil 12 mg
• Tobramycin 0,4 mg
Pengendalian penyakit benih :
Perlakuan benih dengan HCl 1 % selama 15 menit dilanjutkan dengan perlakuan trisodium phosphate sebelum pengeringan dapat sekaligus mengendalikan TMV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar